Kamis, 31 Maret 2011
meeting tanya.. funny BD LOL!
Label:
twilight funny
Robert Pattinson and Edward Cullen Fan Art
Label:
Pict Robs
Senin, 28 Maret 2011
dreams come true
How To Make Your Dreams Come True at Pattinson World
we're all in love with Edward cullen ... But some of us still have boyfriends, so that's the problem... solved by printing Edwards portrait on a paper bag!..ahahahahha
oxydgenesis
Label:
twilight funny
Jumat, 25 Maret 2011
Cover Supernatural Novel Still English Version
Novel Supernatural baru ada 2 yg di traslit dlm bahasa indonesia dan beredar di toko buku.
W harap sih novel supernatural ini nantinya bakal di traslite semua soalnya w suka bgt filmnya and I am Big Fans JENSEN ACKLES
Label:
Novel Supernatural
Selasa, 08 Maret 2011
My Novel Supernatural Nevermore.
Original Cover Book English Version
Ini Cover Novel Supernatural yg udah terjemahan indonesia
btw w punya g sengaja liatnya jd langsung w beli, bagus novelnya lucu.
dr nih novel makin kelihatan jelas gimana Dean sering bikin BT Sam.
pokoknya gak syesel w beli nih novel or pa krn w suka ma nih film plus jensen hehehe
Label:
Supernatural Nevermore.
Senin, 07 Maret 2011
jared and jensen are in love Superbowl
Superbowl parties are almost always a bad idea.
There’s teetering bowls of chips and dip that radiate the promise of staining carpets and couch cushions the shades of fresh guacamole and the crimson tint of chunky salsa.
There’s loud men, divided by an invisible line on the couches by the sudden color change of the jerseys donned by all but one misfiring cell sitting in the armchair who seems to be playing the neutral party.
However, everyone is too busy being entranced by the sight of men tackling and being tackled through the television to worry about the lack of comradeship.
And worst of all, there’s alcohol. Packs of beers and empty bottles are littered about the floor, some knocked over through the boisterous crowd of tipsy sports enthusiasts and lolling about the ground, others stacked on counter tops in a growing army of glass. The entire room reeks of pepperoni pizza and open bottles of beer, not to mention the manly stench of loitering testosterone that always seems to arise when football blares from the sound systems. Jared walked into the apartment mid-roar and it still seems to be roaring away now, at least always one man on his feet and shaking his fist at the referee.
And through the stuffiness of a myriad of shouting men and Jeffrey Dean Morgan shoving chilled beers into his fingers every time his bottle empties as if he’s in the back producing them, Jared finds himself caught in the Quite Stupid Moment of now with capital letters and the panic that goes along with them, which happens to be his mouth pressed against Jensen’s.
Label:
about J2
Minggu, 06 Maret 2011
Supernatural : WITCH’S CANYON
Supernatural : WITCH’S CANYON
By. Jeff Mariotte
Sam dan Dean berkunjung ke Grand Canyon, tapi bukan untuk menikmati liburan. Di bekas lahan peternakan luas di belakang pemandangan ngarai yang mengagumkan, serangkaian pembunuhan misterius terjadi setiap empat puluh tahun sekali.
Di masa lampau, penduduk wilayah itu cukup sedikit dengan tempat tinggal yang saling berjauhan, tapi sebuah mal besar baru akan segera diresmikan-dan mengundang ribuan korban baru.
Dean dan Sam berniat melindungi penduduk lokal dan juga para pengunjung mal, tapi mereka tidak pernah mengira akan berhadapan dengan sekelompok pembunuh yang begitu kejam, yang membantai tanpa pandang bulu, dan... sudah mati. Segerombolan arwah manusia dan roh hewan yang mematikan bangkit dan meneror kota kecil di padang gurun Arizona.
Jika Sam dan Dean tidak bisa mengetahui alasannya, daerah luas di kawasan Barat Amerika ini akan sekali lagi menjadi wilayah tak berpenghuni... dan ngarai penyihir akan menjadi tempat peristirahatan terakhir Winchester bersaudara.
Editor’s Note
Merupakan novel yang diangkat dari salah satu serial PALING laris saat ini. Dalam novel kali ini, kisahnya lebh kelam dengan lebih banyak unsur horor di buku pertama.
Label:
Resume Novel
Supernatural : NEVERMORE
22 tahun yang lalu, San dan Dean Winchester kehilangan ibunya akibat kekuatan supranatural jahat yang misterius. Setelah itu, ayah mereka, John, mengajari mereka tentang kekuatan gaib jahat yang berdiam di pojok-pojok kegelapan dan di tempat-tempat tersembunyi di Amerika dan dia mengajari mereka bagaimana cara membunuhnya.
Sam dan Dean mengunjungi New York untuk memeriksa rumah seorang rocker lokal yang diganggu hantu gentayangan. Tapi sebelum mereka bisa mencari tahu kenapa ada seorang banshee mabuk cinta yang memakai kemeja band heavy metal tahun 80-an menghantui rumah itu, pembunuhan yang jauh lebih mengerikan menarik perhatian Winchester bersaudara.
Tak jauh dari rumah itu, dua orang mahasiswa dipukuli sampai mati oleh penyerang yang sangat tidak biasa, seekor orangutan. Pembunuhan ini, yang bahkan untuk standar New York sekalipun tergolong aneh, adalah yang terakhir dari serangkaian pembunuhan yang segera dicurigai Sam dan Dean diambil cerita horor penulis legendaris Edgar Allan Poe.
Penyelidikan mereka bermuara pada salah satu cerita horor klasik Poe. Dan kalau Sam dan Dean tidak berhasil menulis akhir yang berbeda dari kisah yang menyeramkan ini, seorang pembunuh berantai akan menghabisi nyawa mereka.
Editor’s Note
Novel dari salah satu serial paling laris dan paling populer saat ini. BUKAN diangkat dari serialnya, tapi merupakan sisipan dari satu episode ke episode lain dalam serialnya, sehingga ceritanya TIDAK SAMA dengan yang ada di film. Diceritakan dengan gaya yang sangat khas Supernatural, dengan celetukan, lelucon, dan selaan yang selalu diucapkan kedua karakter utama, Sam dan Dean.
Label:
Resume Novel
Sabtu, 05 Maret 2011
Hell on Earth
Prom Nights from Hell (paranormal prom stories by five extraordinary authors)
Gabe memandang ke seberang lantai dansa dan mengernyit. Ia tak yakin
mengapa ia mengajak Celeste ke pesta prom, dan misteri juga bagaimana
Celeste bisa mengiyakan ajakannya.
Lebih misterius lagi sekarang, melihat
pegangan erat Celeste di sekeliling leher Heath McKenzie sehingga mungkin
Heath kini kesuliatan bernapas.
Sosok mereka semakin menyatu ke dalam
kerumunan orang-orang yang mengumpul begitu mereka bergoyang melawan
alunan musik, mengacuhkan irama lagu yang mendentam di ruangan.
Tangan Heath menjelajahi gaun putih berkilau Celeste dengan menggebu.
“tidak beruntung ya, Gabe.”
Gabe mengalihkan pandangannya dari teman kencannya yang sedang
mendekati temannya.
“Hey, Bry. Mengalami malam yang menyenangkan ya?”
“Lebih baik darimu, teman, lebih baik darimu.” Bryan menjawab sambil
tersenyum lebar.
Ia mengangkat cangkir hijaunya untuk sebuah toast.
Gabe menyentuhkan botol minumannya ke cangkir Bryan dan menghela napas.
“Aku sama sekali tak tau kalau Celeste tertarik pada Heath.
Memang siapa Heath?Mantannya atau sesuatu semacamnya begitu?”
Bryan meneguk minumannya yang terlihat menyeramkan, memasang
ekspresi mukanya, dan menggelengkan kepalanya.
“Setahuku sama sekali tidak
ada apa-apa. Aku bahkan tak pernah melihat mereka berbicara satu sama lain
sebelum malam ini.”
Keduanya menatap Celeste, yang kini terlihat kehilangan sesuatu yang ia
butuhkan di dalam mulut Heath.
“Huh,” ucap Gabe.
“Mungkin karena pengaruh minuman.” Ucap Bryan sebagai usaha untuk
menghibur.
“Aku tak tahu berapa banyak orang yang berhasil melawan efek
minumannya, tapi ouch. Ia mungkin bahkan tak sadar kalau bukan kamu pria
yang sedang bersamanya.”
Bryan meneguk lagi minumannya dan memasang air muka lain.
“Kenapa kau minum itu?” Tanya Gabe kencang-kencang.
*********
Bryan mengangkat kedua bahunya. “Aku tak tahu. Mungkin musinya akan
mulai terdengar sedikit tidak lebih menyedihkan setelah aku meminum habis
segelas minuman ini.”
Gabe mengangguk, “Telingaku takkan pernah memaafkanku. Aku
seharusnya membeli iPod baru.”
“Aku penasaran dimana Clara. Apa ada sebuah hukum atau semacam
peraturan yang menyatakan kalau anak perempuan menghabiskan beberapa
persentase waktu dari setiap acara yang mereka ikuti dengan ke kamar mandi
bersama-sama?”
“Ya. Hukuman kaku bagi gadis yang tidak ke kamar mandi sesuai
persentase waktu yang diharuskan.”
Bryan tertawa, namun kemudian senyumnya memudar dan ia dengan
gugup memainkan jarinya dengan dasi kupu-kupunya sejenak. “Tentang
Clara...” ia memulai.
“Kau tak harus berkata apapun.” Gabe meyakinkannya. “ia gadis yang
menakjubkan. Dan kalian berdua sempurna untuk satu sama lain. Aku pasti
buta kalau aku bilang tak melihat kecocokan kalian.”
“kau benar-benar tak keberatan?”
“aku yang menyuruhmu untuk mengajaknya ke prom kan?”
“yeah. Sir Galahad justru menyuruhku mengajak gadis lain. Serius nih, apa
kau bahkan tak memikirkan dirimu sendiri?”
“tentu saja, setiap jam. Dan hey, ngomong-ngomong tentang Clara... dia
harus mengalami malam yang menyenangkan sekarang atau aku akan
mematahkan hidungmu.” Gabe menyeringai dengan senyuman lebar. “Dia dan
aku masih berteman baik—jangan pikir aku takkan menelfonnya untuk
mengecek.”
Bryan memutar kedua bola matanya, tapi kemudian ia agak kesuliatan
untuk menelan ludahnya. Jika Gabe Christensen ingin mematahkan hidungnya,
ia takkan mengalami kesulitan sama sekali untuk benar-benar melakukannya—
Gabe tidak keberatan bila tinjunya memar atau rekor permanennya ternodai
jika itu berarti membenarkan sesuatu yang terlihat salah baginya.
“Aku akan menjaga Clara,” ucap Bryan, berharap kata-katanya tak
terdengar seperti sebuah sumpah. Ada sesuatu tentang Gabe dan mata biru
menusuknya yang membuarmu merasa—seperti melakukan yang terbaik yang
kau bisa di setiap tugas yang diberikan. Kadang-kadang terasa mengganggu
****************
memang. Dengan sebuah seringai, Bryan membuang sisa minumannya ke
tanah mati yang menjadi tempat tumbuhnya pohon ficus palsu. “Kalau saja ia
keluar dari kamar mandi.”
“Pria yang baik.” Ucap Gabe meyakinkan, tapi senyumnya menurun
kebawah di satu sisi. Celeste dan Heath telah benar-benar menghilang ke
dalam kerumunan.
Gabe tak yakin apa protokolnya apabila kau dibuang oleh pasanganmu di
prom. Bagaimana ia bisa yakin kalau Celeste pulang dengan selamat? Apa itu
menjadi tugas heath sekarang?
Gabe kembali bertanya-tanya mengapa ia mengajak Celeste ke prom.
Ia gadis yang sangat cantik. Rambut pirang yang sempurna—begitu berisi
dan tebal—mata lebar cokelatnya, dan bibir berlekuknya yang selalu berwarna
pink yang merayu. Tidak hanya bibirnya saja yang berlekuk. Ia memiliki
segalanya dan ia tengah mengendalikan pikirannya dengan gaun tipis berkilau
yang ia kenakan malam ini.
Penampilannya bukanlah alasan Gabe memperhatikannya, walau begitu.
Alasannya sama sekali bukan karena penampilan fisik Celeste.
Benar-benar bodoh dan memalukan, sungguh. Gabe tak akan pernah,
sekalipun memberitahu siapapun tentang ini, tapi setiap saat, Gabe merasakan
perasaan aneh yang mengatakan kalau seseorang membutuhkan pertolongan.
Membutuhkan dirinya. Gabe merasakan adanya tarikan yang tak dapat
dijelaskan dari Celeste, seolah-olah dibalik sosok sempurna berambut pirang
itu, ada seorang gadis bersembunyi di dalam kesedihan, entah dimana di balik
riasan sempurnanya.
Benar-benar bodoh. Dan seutuhnya salah. Celeste sepertinya tidak
tertarik pada petolongan apapun dari Gabe sekarang.
Gabe memeriksa lantai dansa sekali lagi tapi tak dapat menemukan
rambut emas milik gadis itu di keramaian. Ia menghela napas.
“Hey, Bry, kau merindukannku?” Clara, dengan rambut gelap keritingnya
yang penuh dengan glitter, melonjak bebas dari sekelompok anak perempuan
dan bergabung dengan mereka di balik dinding. Sisa-sisa dari kelompok anak
perempuan itu memisahkan diri dan berpencar.
“Hey, Gabe. Dimana Celeste?”
Bryan meletakkan lengannya di sekeliling pundak Clara. “Aku kira kau
telah pergi. Jadi aku harus membatalkan rencana hebatku yang baru saja aku
buat dengan—“
****************
Sikut Clara tepat mengenai Bryan di jaringan oro perutnya.
“Mrs. Frinkle,” Lanjut Bryan, terengah-engah dengan kata-katanya dan
mengangguk ke arah wakil kepala sekolah yang menatap marah melalui sudut
ruangan yang paling jauh dari speaker. “Kita akan membetulkan kesalahankesalahan
pada cahaya lilin-lilin yang ada.”
“Well, aku tak akan mau melewatkannya! Aku rasa aku tadi melihat
pelatih Lauder di bagian kue. Mungkin aku bisa bicara padanya mengenai
beberapa tambahan hutang pull-ups.”
“Atau mungkin kita bisa berdansa.” Usul Bryan.
“Tentu. Aku bisa melakukannya.”
Sambil tertawa, mereka masuk ke dalam lantai dansa, tangan Bryan
melingkari pinggang Clara.
Gabe merasa senang karena Clara tidak menunggu jawaban atas
pertanyaannya. Agak memalukan baginya untuk mengatakan kalau ia tidak
mempunyai pasangan.
“Hey, Gabe, dimana Celeste?”
Gabe menyeringai dan menoleh ke arah suara Logan.
Logan juga sedang sendirian saat itu. Mungkin teman kencannya sedang
beralih ke kebiasaan gadis-gadis untuk berkumpul dan berkelompok.
“Aku tak bisa bilang,” Gabe mengakui, “Apa kau telah melihatnya?”
Logan mengerutkan bibirnya sejenak, seolah ia sedang bertebat dengan
dirinya sendiri apakah ia akan bilang atau tidak. Ia menjalankan tangannya
dengan gugup menelusuri rambut hitam elastisnya. “Well, aku rasa tidak. Aku
tak benar-benar yakin... ia mengenakan gaun putih, benar?”
“Ya—dimana dia?”
“Aku rasa aku tadi melihatnya di lobi. Tapi belum tentu benar.Wajahnya
agak sulit untuk kulihat.... wajah David Alvarado benar-benar menutupi seluruh
wajahnya....”
“David Alvarado?” Ulang Gabe terkejut. “Bukan Heath McKenzie?”
“Heath? Tidak. Tadi itu benar-benar David.”
Heath adalah pemain gelandang, berambut pirang dan cerah. David
hampir tidak setinggi 6 kaki; penampilannya berwarna seperti buah zaitun dan
rambutnya hitam. Tak mungkin sulit membedakan keduanya.
Logak menggelengkan kepalanya dengan sedih. “Maaf, Gabe. Kau sedang
sial.”
******************
“tak perlu khawatir.”
“Setidaknya kau bukan satu-satunya orang yang terjebak dengan
kumpulan pria tak berpasangan.” Ucap Logan dengan putus asa.
“Benarkah? Apa yang terjadi dengan pasanganmu?”
Logan mengangkat kedua bahunya. “Ia di sekitar sini entah dimana,
memperhatikan semua orang. Ia tak ingin berdansa, ia tak ingin bicara, ia tak
ingin minum, ia tak ingin di foto, dan ia tak ingin aku menemaninya.
” Ia menjentikkan setiap hal negatik yang ia sebutkan dengan jarinya.
“Aku tak tahu kenapa dari awal ia mengajakku. Mungkin ia hanya ingin memamerkan
gaunnya—gaunnya sangat keren, aku akui kepadanya. Tapi ia sepertinya sama
sekali tak peduli untuk memamerkan apapun sekarang... aku berharap aku
mengajak gadis lain kemari.” Mata Logan tinggal dengan iba ke sekolompok
gadis-gadis yang menari dengan cepat di area bebas pria. Gabe pikir, ia bisa
melihat kalau Logan hanya fokus menatap seorang gadis.
“Kenapa tak aku ajak Libby?”
Logan menghembuskan napas. “Aku tak tahu. Aku pikir... aku pikir ia
mungkin akan mau kalau kuajak. Oh, sial.”
“siapa pasangan kencanmu?”
“Gadis baru itu, Shebba. Ia sedikit terlalu bersemangat tapi ia benar-benar
menakjubkan, agak eksotis. Aku terlalu terkejut untuk mengatakan apapun
kecuali mengiyakan ajakannya ketika ia mengajakku untuk pergi ke prom
dengannya. Aku pikir ia, well, kupikir ia mungkin saja... menyenangkan....,”
Logan menyelesaikan perkataannya dengan pincang. Apa yang benar-benar ia
pikirkan ketika Sheba memintanya membawanya ke prom sepertinya bukan
sesuatu yang pantas diucapkan keras-keras, terutama untuk Gabe; banyak hal
sepertinya tidak pantas di sekitar Gabe. Kebalikannya dengan Sheba.
Ketika ia melihat gaun kulit berwarna merah yang menghanyutkan pikirannya,
pikirannya langsung penuh dengan berbagai pikiran yang entah bagaimana
tidak pantas sementara mata gelap gadis itu fokus menatapnya.
“Aku pikir aku tak pernah bertemu dengannya.” Ucap Gabe, menyela
fantasi singkat Logan.
“Kau pasti ingat kalau kau pernah.” Walau Sheba melupakan Logan
dengan cukup cepat begitu mereka tiba di depan pintu, “Hey, kau pikir
mungkinkah Libby datang kemari sendirian? Aku tak dengar kalau ada
seseorang mengajaknya...”
*****************
“Er, ia datang dengan Dylan.”
“Oh,” Ucap Logan, sangat kecewa. Kemudian ia setengah tersenyum.
“Malam cukup buruk tanpa dikurung oleh semua hal lain—bukankah
seharusnya ada band disini? DJ ini...”
“Aku tahu. Seolah-olah kita tengah dihukum atas dosa-dosa kita.” Ucap
Gabe sambil tertawa.
“Dosa? Seolah kau punya dosa, Galahad yang suci.”
“Apa kau bercanda? Aku hampir tak menyelesaikan hukuman skorsku
tepat waktu untuk bisa datang ke acara malam ini.”Tentu saja, saat itu Gabe
berpikir kalau waktunya tak begitu membantunya. “Aku beruntung tidak di
drop out.”
“Mr.Reeselah yang mengaturnya. Semuanya tau kok.”
“Ya, ia yang melakukannya.” Ucap Gabe, tiba-tiba nada tajam ia tekankan
di ujung katanya. Semua orang di sekolah bersikap waspada terhadapa
Mr.Reese, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan hingga guru matematika itu
melewati batas yang tak seharusnya ia lakukan. Seluruh murid kelas 3 juga tau
mengenai Mr.Reese, tapi hanya Gabe yang tak bisa diam saja melihat
Mr.Reese menguntit murid kelas 1 yang tak tau apapun sama-sekali itu... Tapi
tentu saja, merubuhkan seorang guru agak sedikit keterlaluan. Mungkin ada
beberapa jalan yang lebih baik untuk menangani situasi ini. Orang tuanya
mendukungnya meski begitu, seperti biasanya.
Logan menyela pikirannya. “mungkin kita harus pergi dari tempat ini.”
Ucap Logan.
“Aku merasa jahat—bagaimana kalau Celeste butuh tumpangan untuk
pulang...”
“Gadis itu bukan tipemu, Gabe.” Ie benar-benar seorang iblis—dan
seorang wanita murahan, Tambah logan, tapi itu bukan kata-kata yang ingin
kau ucapkan ketika kau ada di sekitar area pendengaran Gabe. “Biar saja ia
mendapat tumpangan pulang dari pria yang menempelkan lidahnya di
tenggorokannya.”
Gabe menghela napas dan menggelengkan kepalanya. “Aku akan
menunggu untuk memastikan kalau ia baik-baik saja.”
Logan mengerang. “Aku tak percaya kau mengajaknya. Well, bisakah kita
pergi sebentar keluar untuk mengambil beberapa CD setidaknya? Kemudian
kita bisa membajak musik-musik jelek yang diputar DJ itu...”
******************
“aku suka cara pikirmu. Aku penasaran apakah supir limo tidak keberatan
dengan trip singkat...”
Logan dan Gabe berakhir dengan argumen dan saling mengejek mengenai
cd paling baik untuk dibawa—lima terbaik benar-benar hebat, tapi darisitiu,
sisanya agak bersifat subjektif—keduanya menikmati waktu mereka lebih baik
daripada sepanjang sore mereka sebelumnya.
Tadi itu lucu sekali, tapi sembari keduanya bercanda, Gabe memiliki
perasaan kalau merekalah satu-satunya yang sedang menikmati waktu
menyenangkan. Semua orang di ruangan sepertinya tengah mengerutkan dahi
karena sesuatu. Dan di ujung sudut dekat kue-kue tidak menarik, sepertinya
ada seorang gadis sedang menangis. Bukankah itu Evie Hess? Dan gadis lain,
Ursula Tatum, juga memiliki mata merah dan maskara yang menodai wajahnya
bersamaan dengan air matanya. Mungkin musik dan minumannya bukanlah
satu-satunya yang menyebalkan di prom. Clara dan Bryan terlihat senang, tapi
selain keduanya, Gabe dan Logan—keduanya yang baru saja dihina dan ditolak
oleh teman kencan mereka—sepertinya menikmati waktu mereka sendiri lebih
daripada orang-orang lain.
Lebih tidak peka dari Gabe, Logan sepertinya tak menyadari atmosfer
nefatif yang ada hingga Libby dan Dylan mulai berdebat; dengan kasar. Libby
meninggalkan lantai dansa. Hal itu menarik perhatiannya seketika.
Logan memindahkan beban tubuhnya, matanya menempel pada sosok
Libby yang pergi. “Hey, Gabe, apa kau keberatan kalau aku meninggalkanmu?”
“Tidak sama sekali. Kejarlah.”
Logan hampir berlari cepat untuk mengejarnya.
Gabe tak yakin apa yang akan ia lakukan dengan dirinya sendiri sekarang.
Apakah ia harus mencari Celeste dan menanyakan apakah ia keberatan atau
tidak jika Gabe pergi? Ia tak benar-benar setuju dengan ide untuk
meminjamnya sebentar dari orang lain hanya untuk bertanya, walau begitu.
Ia memutuskan mengambil sebotol lain air dan mencari sudut paling
tenang untuk menunggu sepanjang malam hingga prom selesai.
Dan kemudian, sembari mencari sudut paling tenang, Gabe merasa
adanya tarikan kuat aneh lagi, lebih kuat dari yang pernah ia rasakan sepanjang
hidupnya; seperti seseorang sedang tenggelam di air berwarna hitam dan
berteriak minta tolong kepadanya. Gabe memperhatiakn sekitarnya dengan
gelisah, bertanya-tanya darimana panggilan darurat itu berasal. Ia tak bisa
********************
mengerti, ujung kasar dan sangat berbahaya dari kesedihan ini. Sama sekali
berbeda dengan apa yang ia pernah rasakan sebelumnya.
Untuk sementara waktu, matanya terkunci pada seorang gadis—di balik
punggungnya, karena gadis itu sedang berjalan menjauh darinya. Rabut gadis
itu hitam dan berkilau, dengan cahaya kemilau yang seperti cermin. Ia
mengenakan gaun sepanjang lantai spektakuler dengan warna seperti api.
Sembar Gabe memperhatikan, anting gadis itu berkilau seeskali, seperti cahaya
merah kecil.
Gabe mulai berjalan mengejarnya dengan gerakan yang hampir tak sadar,
dipengaruhi oleh tarikan kuat di sekitar gadis itu yang mengatakan kalau ia
membutuhkan pertolongan Gabe. Gadis itu agak berbalik, dan Gabe bisa
melihat sedikit dari wajah tak dikenal yang pucat—bibir penuh berwarna putih
gading dan alis hitam yang miring—sebelum gadis itu merunduk ke kamar
mandi wanita.
Gabe hampir kesulitan bernapas dalam usahanya untuk menahan diri agar
tak mengikuti gadis itu ke area-bebas-pria. Ia dapat merasakan betapa
butuhnya gadis itu akan pertolongannya seperti pasir hisap yang menariknya
kuat. Ia mencondongkan badannya di balik dinding dari kamar mandi, melipat
kedua lengannya erat-erat di dadanya, dan berusaha berbicara pada dirinya
sendiri untuk menunggu gadis itu keluar. Insting gila yang ia rasakan sekarang
terlalu kelewat batas. Bukankah Celeste merupakan bukti dari kegilaan
instingnya? Semuanya hanya imajinasinya. Mungkin ia harus pergi sekarang.
Tapi Gabe tak bisa memaksakan kakinya untuk bergerak satu langkah saja.
Label:
traslator from novel
Jumat, 04 Maret 2011
Jonas Rivanno Biography
Biodata:
Nama: Jonas Rivanno Wattimena
TTL: Jakarta, 20 Maret 1987
Hobi: basket, akting, nyanyi
Musik favorit: rock
Pendidikan: Teknik Lingkungan ITS
Jonas Rivanno Wattimena terbilang aktor pendatang baru. Berbekal wajah ganteng, perjalanan cowok berdarah Belanda, Jerman dan Ambon ini di dunia entertainment berlangsung mulus.
Nama: Jonas Rivanno Wattimena
TTL: Jakarta, 20 Maret 1987
Hobi: basket, akting, nyanyi
Musik favorit: rock
Pendidikan: Teknik Lingkungan ITS
Jonas Rivanno Wattimena terbilang aktor pendatang baru. Berbekal wajah ganteng, perjalanan cowok berdarah Belanda, Jerman dan Ambon ini di dunia entertainment berlangsung mulus.
Sebelum terjun ke jagad hiburan, Rivanno malang melintang di dunia model. Usai meraih predikat Best Catwalk di ajang Coverboy Aneka Yess 2007, namanya mulai dikenal publik.
Bahkan, langsung mendapat peran utama di sinetron Khanza. Dia juga kerap main di sinetron kejar tayang. Di antaranya Kawin Massal dan Nikita.
Bahkan, langsung mendapat peran utama di sinetron Khanza. Dia juga kerap main di sinetron kejar tayang. Di antaranya Kawin Massal dan Nikita.
Label:
Profil Foto Biodata
Robert Pattinson Biography
BIO OF ROBERT PATTINSON
Full Name : Robert Thomas Pattinson
Nickname : Rob, RPattz,Spunk Ransom.
Birthday : May 13, 1986, London, England, UK.
Parents : Clare and Richard Pattinson
Siblings : Older sister Lizzy and Victoria.
Hair : Brown Light
Eyes : Blueish gray
Build : Average
Religion : Roman Chatolic.
Nationality : UK.
Sports : Soccer , skiing, snowboarding.
Soda : Diet coke.
Fastfood restaurant : In-N-Out Burger.
Music favorite : Blues, rap and Robs jg suka King of Lion
Childhood favorite movie : Pippi longstocking.
Halloween favorite costume : spiderman
Height : 1.85m.
Pet : Dog, named patty.
School : Tower houseschool and Harrodian school in London, England.
Other languages dominated : french, Rob belajar bhs prancis pas SMU.
Filmografi
• Harry Potter and The Goblet of Fire (2005)
• Harry Potter and The Order of Phoenix (2007)
• The Summer House (2008)
• How To Be (2008)
• Little Ashes (2008)
• Twilight (2008)
• Twilight New Moon (2009)
• Rememmber Me (2010)
• Twilight Eclipse (2010)
• Harry Potter and The Goblet of Fire (2005)
• Harry Potter and The Order of Phoenix (2007)
• The Summer House (2008)
• How To Be (2008)
• Little Ashes (2008)
• Twilight (2008)
• Twilight New Moon (2009)
• Rememmber Me (2010)
• Twilight Eclipse (2010)
Awal karirnya dimulai dari panggung teater , dirinya bergabung dengan Barnes Teater Club yang merupakan sekolah teater terkenal di London. Debutnya di layar kaca dimulai saat dirinya membintangi di sebuah serial TV Jerman yang berjudul Ring of The Nibelungs (2004). Sebenarnya dirinya juga sempat bermain di serial Vanity Fair tapi sayang tidak sempat ditayangkan. Namanya mulai dikenal orang saat memerankan tokoh Cedric Diggory di film Harry Potter and The Goblet of Fire (2006) dan Harry Potter and The Order of Phoenix (2007). . Setelah itu ia memerankan beberapa serial TV, salah satunya adalah The Haunted Airman (2006), dan The Bad Mother's Handbook (2007).
Terlahir dengan nama Robert Thomas Pattinson dan dilahirkan di London Inggris 13 Mei 1986. Ia mulai menjadi buah bibir saat memerankan tokoh vampire baik hati di film box office, Twilight, arahan sutradara Catherine Hardwicke yang juga pernah memproduksi Lords of Dogtown (2005) dan The Nativity Story (2006). Di Twilight Robert berperan sebagai Edward Cullen, seorang vampire yang baik hati yang jatuh hati kepada seorang gadis cantik bernama Bella Swan yang diperankan oleh Kristen Stewart.
Twilight merupakan adaptasi dari novel karya Stephenie Meyer. Cerita dalam novel ini terdiri dari empat seri yaitu Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Down. Dalam waktu dekat, sekuel filmnya yaitu Twilight Saga: New Moon akan rilis. Di film ini Robert juga menyanyikan dua buah lagu soundtrack Twilight New Moon, Never Think dan Let Me Sign. Aktor yang memiliki tinggi badan 185 cm ini juga sangat menyukai musik rap dan blues.
Film Twilight Saga New Moon sendiri masih berkisah tentang petualangan cinta antara sang vampire Edward Cullen dengan kekasihnya Bella Swan. Film ini sendiri sekarang di sutradarai oleh Chris Weits. Kesuksesan Robert memerankan Edward membuat posisinya tak tergantikan. Kesuksesan film dan ketenaran Robert saling mempengaruhi satu sama lain. Inilah yang kemudian menyebabkan ia dikontrak terus hingga sekuel film ini selesai.
Pada tahun 2009 ini Robert mendapatkan hasil dari kerja kerasnya di film Twilight. Ia mendapatkan penghargaan dari MTV Movie Award untuk Kategori Best Fight, Best Kiss, dan Breakthrough Performance Male. Aktor yang senang makan spaghetti ini juga sempat diberitakan menjalin hubungan dengan Kristen Stewart, lawan mainnya di Twilight, tetapi hal ini dibantah oleh Kristen Stewart maupun Robert. Tak heran gosip ini beredar, karena chemistry keduanya sangat kuat di film ini. Kalau memang ini terjadi, pasti banyak yang patah hati!
Label:
Biodata Robert Pattinson
Kamis, 03 Maret 2011
Jensen Ackles Biography
Date of Birth
1 March 1978, Dallas, Texas, USA
Birth Name
Jensen Ross AcklesHeight
6' 1" (1.85 m)Mini Biography
Jensen Ackles was born in Dallas, Texas, to Roger Alan Ackles and Donna Joan Ackles (née Shaffer). After modeling as a young child, he began to concentrate on a acting career in 1996 upon his graduation from Lloyd V. Berkner High School in Richardson, Texas. In 1997, he received a role on the NBC soap opera "Days of Our Lives" (1965) as Eric Brady, for which he won a 1998 Soap Opera Digest Award for Best Male Newcomer.
After leaving "Days of Our Lives" (1965) in 2000, Ackles went to Vancouver, joining the cast of the James Cameron television series "Dark Angel" (2000). His first appearance on the show was in 2001 as Max' (played by Jessica Alba) disturbed brother Ben/X5-493. After Ben" died, Ackles returned to the series in the second season as Ben's clone, Alec/X5-494, who eventually teamed up with Max and stayed until the show's demise in 2002.
In 2003, he made several guest appearances as C.J. on the hit WB Network show "Dawson's Creek" (1998). In 2004, Ackles returned to Vancouver and became a regular on the popular WB Network series "Smallville" (2001), which revolves around the life of the teen aged Clark Kent/Superman. His character, Jason Teague, was an assistant coach for the high school football team and a love interest of Clark Kent's ex-girlfriend, Lana Lang, played by Kristin Kreuk.
Ackles returned to television in 2005 in the new WB horror series "Supernatural" (2005) in the role of Dean Winchester, who teams with his brother Sam (Jared Padalecki) to road-trip across the country investigating the paranormal.
Mini Biography
Jensen Ross Ackles, or better known as just Jensen Ackles, was born on March 1, 1978, in Dallas, Texas, to actor Alan Ackles and Donna Shaffer. He grew up in Richardson, Texas, together with his older brother, Joshua, and a younger sister, Mackenzie.Jensen graduated from Dartmouth Elementary School in 1990, he graduated from Apollo Junior High School in 1993, and LV Berkner High School in 1996. Jensen, who is of Irish, British and German ancestry, is a sports junkie. He loves football, lacrosse, baseball and basketball. He even played on the baseball and lacrosse teams in high school.
The 6' 1" actor first started modeling when he was just 2 years old. When he turned 4, he started appearing in TV commercials for Nabisco, RadioShack and Wal-Mart. He caught the acting bug because he was mostly influenced by his father, who was an actor in Dallas. He used to watch his father study scripts, and that taught him a few things about the industry. During his later years in high school, he started taking theater classes, where he claimed he was the only "jock" in that department.
When he was just a sophomore, a friend of Jensen had asked him to attend a local acting seminar. Two guys, Craig Wargo, and an agent, 'Michael Einfeld', were interested in Jensen's talent and wanted him to go to Los Angeles with them. Jensen had to say no to the offer and admitted at one point, he thought they would forget about him but, eventually, when he went to Los Angeles, he still managed to get help from them. Prior to that, Jensen actually planned to study sports medicine at Texas Tech University and become a physical therapist, before he decided to move to Los Angeles to give acting a try.
In 1996, he managed to secure guest roles on several TV shows, which included "Wishbone" (1995), "Mr. Rhodes" (1996), "7th Heaven" (1996) and "Sweet Valley High" (1994). Jensen's big break came when he was cast in the NBC soap opera, "Days of Our Lives" (1965), as Eric Brady in 1997. He won a Soap Opera Digest Award for Best Male Newcomer in 1998, and was nominated three times in 1998, 1999, and 2000 for a Daytime Emmy Award for Outstanding Younger Actor in a Drama Series for his work on "Days of Our Lives" (1965).
After spending about three years on a soap set, he left "Days of Our Lives" (1965) and went on to appear in the mini-series "Blonde" (2001), which was about the life of Marilyn Monroe, playing Eddie G. He also auditioned for the role of Clark Kent on "Smallville" (2001), but lost the part to Tom Welling, instead.
Not giving up hope, he went for a few auditions and managed to secure a guest role on the popular James Cameron TV series, "Dark Angel" (2000), as serial killer Ben/X5-493, the brother of main character Max/X5-452, who was played by Jessica Alba. His character died in the episode, but Jensen eventually returned to the show as a regular in the second season as Ben's clone, Alec/X5-494 and continued on until the show's cancellation in 2002.
In 2003, he joined the cast of "Dawson's Creek" (1998), playing the role of C.J., Jen Lindley's lover. He also filmed episodes of the TV series, "Still Life" (2005), playing the role of Max Morgan, not knowing that the series was actually dropped. He also had a small role in the short film, The Plight of Clownana (2004), playing the role of Jensen.
That same year, he was offered the part of Eliza Dushku's love interest on the second season of "Tru Calling" (2003). Jensen, however, turned down the role which was later offered to another actor, Eric Christian Olsen. He was subsequently cast on "Smallville" (2001), as Assistant football coach Jason Teague, the new love interest of Lana Lang.
In 2005, Jensen managed to earn a lead role in the movie, Devour (2005) (V), playing the role of Jake Gray. Jensen also earned the opportunity to work his father, actor Alan Ackles, who happened to play his character's father, Paul Kilton. The movie, however, received mixed reviews from the public.
That same year, Jensen joined the cast of the CW series, "Supernatural" (2005), where he plays the role of Dean Winchester. Dean and his brother Sam, who is played by Jared Padalecki, are brothers who drive throughout the United States hunting paranormal predators, sometimes with their father, John Winchester, played by Jeffrey Dean Morgan. It was reported that the creator of the show, Eric Kripke, mentioned that the show will last for a maximum of five seasons.
In 2006, Jensen took on a role in the Independently filmed comedy/drama movie, Ten Inch Hero (2007), which explores the theme of honesty and the flaw of judging by appearances. In 2007 the film began a limited run at number of film festivals including the Newport Beach Film Festival, Phoenix Film Festival and the Santa Cruz Film Festival but never made it into major mainstream theatrical release. In the Spring of 2008 Ten Inch Hero was released onto DVD exclusively through Blockbuster. Jensen however, received high praise for his work as Priestly, who one of the movie's more quirky characters.
From June 5-10 in 2007 Jensen had his professional stage debut as Lt. Daniel Kaffee in "A Few Good Men" at Casa Manana Theatre in Fort Worth, Texas, working along side Lou Diamond Phillips. This proved to be another successful acting venture for Jensen, as critics were impressed with his work in this role.
During his free time, Jensen enjoys golfing, horseback riding, scuba diving and photography. He is also a big fan of country music. His favorite musician is Garth Brooks. He even sang back-up vocals on good friend Steve Carlson's albums "Spot in the Corner" and "Rollin' On."
In the Summer of 2008 Jensen traveled to Kittaning, PA to film the horror/thriller movie, My Bloody Valentine (2009), which was filmed in the cutting edge Real D technology, Jensen played the lead role of Tom Hanniger and starred alongside Jaime King and Kerr Smith. Jensen splits his off time between Burbank, California and Vancouver, British Columbia.
source : http://www.imdb.com/
Label:
Bio Jensen english version
Jensen Ackles
Terlahir dengan nama Jensen Ross Ackles pada tanggal 1 Maret 1978. Ayahnya, Alan Roger Ackles, seorang aktor, dan ibunya bernama Donna Joan Shaffer. Orang tuanya memilih nama “Jensen” karena unik dan tidak pasaran, ibunya menemukan nama itu di dalam sebuah nyanyi2an pujian di gereja. “Jensen” adalah nama belakang dari penulis lagu pujian yang ibunya nyanyikan.
Jensen Ackles adalah penganut agama Kristen yang taat. Alkitab adalah salah satu buku favoritnya. Dalam suatu wawancara di ET disebutkan bahwa dia adalah seseorang yang pemilih dalam pemberian nama, dan ketika adik laki2nya lahir, dia sempat beragumen dengan orang tuanya, pada akhirnya adiknya diberi nama Lee Roger Ackles. Setelah orang tuanya berpisah, Ackles mempunyai kakak laki2, Joshua, dan adik perempuan, MacKenzie.
Ackles berencana untuk belajar sports medicine di Texas Tech University dan menjadi seorang Physical Therapist sebelum akhirnya pindah ke Los Angeles untuk menjadi aktor.
Filmography
Jensen Ackles adalah penganut agama Kristen yang taat. Alkitab adalah salah satu buku favoritnya. Dalam suatu wawancara di ET disebutkan bahwa dia adalah seseorang yang pemilih dalam pemberian nama, dan ketika adik laki2nya lahir, dia sempat beragumen dengan orang tuanya, pada akhirnya adiknya diberi nama Lee Roger Ackles. Setelah orang tuanya berpisah, Ackles mempunyai kakak laki2, Joshua, dan adik perempuan, MacKenzie.
Ackles berencana untuk belajar sports medicine di Texas Tech University dan menjadi seorang Physical Therapist sebelum akhirnya pindah ke Los Angeles untuk menjadi aktor.
Filmography
Year | Title | Role |
---|---|---|
1995 | Wishbone | Michael Duss |
1996 | 7th Heaven | Halloween #9 kid |
1996 | Sweet Valley High | Brad |
1996 | Mr. Rhodes | Malcolm |
1997 | Cybill | David |
1997–2000 | Days of Our Lives | Eric Roman Brady |
2001 | Blonde | Eddie G |
2001–2002 | Dark Angel | Ben/X5-493 and Alec/X5-494 |
2002–2003 | Dawson’s Creek | C.J. |
2003 | Still Life (unaired) | Max Morgan |
2004 | The Plight of Clownana | Jensen |
2004–2005 | Smallville | Jason Teague |
2005 | Devour | Jake Gray |
2005–present | Supernatural | Dean Winchester |
Label:
Bio Jensen
Langganan:
Postingan (Atom)